- Beranda
- PRETEST TEKNIK NORMALISASI
Posted by : Fadhel Ijlal
/
26 Nov 2019
NAMA : FADHEL IJLAL FALAH
NPM : 52417025
KELAS : 3IA01
Kapan Teknik Normalisasi digunakan dalam mengembangkan Database?
Pada dasarnya normalisasi merupakan teknik yang formal yang
bisa digunakan di tahap manapun dalam perancangan sistem database. Namun pada
umumnya ada dua pendekatan tentang penggunaan normalisasi. Yang pertama adalah
pendekatan 'bottom-up' dan yang kedua disebut pendekatan 'top-down'. Coba
perhatikan gambar ilustrasi di bawah ini:
Pendekatan bottom-up dan top-down dalam menggunakan
normalisasi dalam perancangan basis data
Seperti bisa dilihat pada gambar di atas, pendekatan 1
(approach 1) menunjukkan kapan/dimana normalisasi digunakan sebagai teknik
'standalone' dalam perancangan basis data sementara pada pendekatan 2 (approach
2) menunjukkan kapan/dimana normaliasi bisa digunakan sebagai teknik validasi
untuk mengecek struktur relasi-relasi yang dihasilkan dengan pendekatan
top-down seperti ER modeling. Tidak perlu dipusingkan pendekatan mana yang
digunakan, tujuan keduanya adalah sama yaitu menghasilkan relasi-relasi yang
terdesain dengan baik yang memenuhi data requirements perusahaan.
Gambar ilustrasi diatas juga
menunjukkan contoh berbagai sumber data yang bisa digunakan untuk
perancangan basis data. Meskipun
spesifikasi users’ requirements adalah sumber data yang pada umumnya lebih
diutamakan, tetapi mungkin juga untuk merancang basis data berdasarkan
informasi yang diambil langsung dari sumber data lainnya seperti form-form atau report-report tradisional seperti yang
dilustrasikan dalam posting tulisan tentang: “Contoh proses normalisasi relasi
dari UNF – 1NF – 2NF – dan 3NF”.
Gambar di atas juga menunjukkan bahwa sumber data yang sama
bisa juga digunakan untuk kedua pendekatan tersebut, namun demikian, meskipun
hal itu secara prinsip betul, pada praktinya pendekatan yang diambil cenderung
ditentukan oleh ukuran, batas, kompleksitas basis data yang digamnarkan dalam
sumber data dan oleh preferensi dan keahlian dari si desainer basis data.
Pilihan untuk menggunakan normalisasi sebagai teknik bottom-up (pendekatan 1)
seringkali lebih terbatas yang disebabkan oleh tingkat detil yang ingin
dikelola oleh si desainer basis data, tetapi keterbatasan semacam itu tidak
akan terjadi ketika normalisasi digunakan sebagai teknik validasi (pendekatan
2) karena si desainer basis data hanya berfokus pada bagian dari basis data,
misalnya suatu relasi tunggal, pada satu waktu. Jadi, tidak peduli berapa besar
ukuran atau kompleksitas basis data, normalisasi bisa diterapkan dan tetap
berguna.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah yang baik